Beberapa Versi Pendapat dan Analisis Awal Kerajaan Tanah Bumbu Part 2

Beberapa Versi Pendapat dan Analisis Awal Kerajaan Tanah Bumbu Part 2

Kemungkinan  nama Dayak ini pertamakali diberikan oleh August Hardeland. Dayak atau Daya (ejaan lama : Dajak atau Dyak) adalah kumpulan berbagai sub - etnis  Austronesia   yang  dianggap   sebagai   penduduk  asli  yang  mendiami Pulau Kalimantan (Brunei, Malaysia yang terdiri dari Sabah dan Sarawak, serta Indonesia yang terdiri dari Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan). Budaya masyarakat Dayak adalah budaya maritim atau bahari. Hampir semua nama sebutan orang Dayak mempunyai arti sebagai sesuatu yang berhubungan dengan "perhuluan" atau sungai, terutama pada nama-nama rumpun dan nama kekeluargaannya.
Suku bangsa Dayak terdiri atas enam rumpun yakni rumpun Klemantan alias Kalimantan, rumpun Iban, rumpun Apokayan yaitu Dayak Kayan, Kenyah dan Bahau, rumpun Murut, rumpun Ot Danum-Ngaju dan rumpun Punan. Masyarakat Dayak Barito beragama Islam yang dikenali sebagai suku Bakumpai di sungai Barito tempo dulu. Secara Etimologi, Istilah "Dayak" paling umum digunakan untuk menyebut orang-orang asli non-Muslim, non-Melayu yang tinggal di pulau itu.  Ini  terutama  berlaku  di Malaysia,   karena  di Indonesia ada suku-suku Dayak yang Muslim namun tetap termasuk kategori Dayak walaupun beberapa diantaranya disebut dengan Suku Banjar dan Suku Kutai. Terdapat beragam penjelasan tentang etimologi istilah ini.
Ada juga yang mengemukakan, bahwa  kata Dayak berasal dari kata daya dari bahasa Kenyah, yang berarti hulu (sungai) atau pedalaman.  Ada yang menduga-duga bahwa Dayak mungkin juga berasal dari kata aja, sebuah kata dari bahasa Melayu yang berarti asli atau pribumi. Sebagian pendapat lain juga ada yang yakin bahwa kata itu mungkin berasal dari sebuah istilah dari bahasa Jawa Tengah  yang berarti  perilaku yang tak sesuai atau yang tak pada tempatnya.  Istilah untuk suku penduduk asli dekat Sambas dan Pontianak adalah Daya, di Banjarmasin disebut Biaju (bi= dari; aju= hulu). Kalau dilihat hampir tidak ada orang Ngaju atau Biaju yang tinggal dekat dengan Banjarmasin, kecuali sub etnik bagian Ngaju terkecil,  misalnya  orang Berangas di sekitar pulau Alalak atau orang Bakumpai di alur sungai Barito di Muara Bahan (Marabahan - Barito Kuala) saja.

Boleh saja ada asumsi yang mengemukakan bahwa di Banjarmasin, istilah Dayak mulai digunakan dalam perjanjian Sultan Banjar dengan Hindia Belanda tahun 1826, untuk menggantikan istilah Biaju Besar (daerah sungai Kahayan) dan Biaju Kecil (daerah sungai Kapuas Murung) yang masing-masing diganti menjadi Dayak Besar dan Dayak Kecil. 14 Sejak itu istilah Dayak juga ditujukan untuk rumpun Ngaju-Ot Danum atau rumpun Barito. Selanjutnya istilah “Dayak” dipakai meluas yang secara kolektif merujuk kepada suku-suku penduduk asli setempat yang berbeda-beda bahasanya, khususnya non-Muslim atau non-Melayu. Pada akhir abad ke-19 istilah Dayak dipakai dalam konteks kependudukan penguasa kolonial yang mengambil alih kedaulatan suku-suku yang tinggal di daerah-daerah pedalaman Kalimantan.
                    Didaerah Kalimantan Selatan Suku Dayak pernah membangun sebuah kerajaan. Dalam tradisi lisan (Wadian ) orang Dayak maanyan di daerah Warukin Kabupaten Tabalong itu sering disebut Nansarunai Usak Jawa, yakni kerajaan Nansarunai dari Dayak Maanyan yang dihancurkan oleh Kerajaan Marajampahit (kemungkinan Kerajaan Majapahit), yang diperkirakan terjadi antara tahun 1309-1389. Kejadian tersebut mengakibatkan suku Dayak Maanyan  terdesak  dan  terpencar,   sebagian  masuk  daerah 
   pedalaman ke wilayah suku Dayak Lawangan. Arus besar berikutnya terjadi pada saat pengaruh Islam yang berasal dari kerajaan Demak bersama masuknya para pedagang Melayu (sekitar tahun 1520-an) berakibat Orang Maanyan menyebar keberbagai penjuru Kalimantan Selatan dan Tengah. 15
               Sebagian besar suku Dayak di wilayah Selatan dan Timur Kalimantan yang memeluk agama Islam tidak lagi mengakui dirinya sebagai orang Dayak, tapi menyebut dirinya sebagai atau orang Banjar dan Suku Kutai. Sedangkan orang  Dayak  yang menolak agama Islam kembali menyusuri sungai, masuk ke pedalaman, bermukim di daerah Tabalong, Amuntai, Margasari, Batang Amandit, Labuan Amas dan Balangan. Sebagian lagi terus terdesak masuk rimba sebagai masyarakat pedalaman.

No comments:

Post a Comment

Remedial Matematika Wajib Kelas x dan Matematika Peminatan Kelas XI

Untuk Kelas X (Berkelompok Max 4 Orang) *Buat Video Durasi Minimal 5 Menit berisi Nyanyian/Yel-yel Tentang Rumus Trigonometri: #A...