Masa Pra-Sejarah di Kalimantan Selatan dan Tanah Bumbu
Semua makhluk hidup tidak dapat
hidup tanpa air, dan inilah alasan utama mengapa manusia prasejarah memilih lokasi tempat tinggal atau gua-gua
hunian selalu berada di dekat sumber atau mata air. Gua-gua yang kering, luas,
berudara segar dengan intensitas sinar yang cukup serta yang dekat dengan
sumber air, merupakan pilihan manusia prasejarah sebagai tempat tinggal mereka
bertahan hidup.
Dengan ditemukannya
3 (tiga) buah gua hunian prasejarah di kawasan karst di Kecamatan Mentewe,
Kabupaten Tanah Bumbu. Lokasi situs Mentewe ini tidak seperti situs Gua Babi
dan Gua Tengkorak yang berada dalam satu gunung. Tetapi ketiga situs gua hunian
itu terdapat pada gunung karst yang masing-masing berdiri sendiri dan terpisah
jarak yang lumayan jauh. Hampir semua situs gua hunian prasejarah terdapat pada
gugusan daerah pegunungan atau
perbukitan karst di jajaran Pegunungan Meratus.Tampaknya
Pegunungan Meratus mempunyai kedudukan dan peran yang sangat penting dalam
persebaran budaya prasejarah di wilayah Kalimantan Selatan.
Penelitian Balai Arkeologi Banjarmasin semakin
mengungkap budaya manusia pra-sejarah yang pernah tinggal di kawasan Tanah
Bumbu, dimana berdasarkan laporan hasil penelitian di Gua Bangkai kecamatan
Mentewe Kabupaten Tanah Bumbu yang dilaksanakan pada tahun 2010, menunjukkan
beberapa temuan baru selain sebelumnya telah melakukan penelitian di Gua
Sugung, Gua Payung ( nama lokal Gua Batu Tanjak) dan Gua Landung.
Berdasarkan hasil penelitian tahun
2006 dan 2008, diketahui beberapa desa di wilayah kecamatan Mentewe yang
mempunyai potensi karst yang sangat baik dan sangat layak untuk diteliti lebih
lanjut.11 Balai Arkeologi Banjarmasin melihat potensi yang ada di
Kecamatan Mentewe Kabupaten Tanah Bumbu, dimana Kecamatan Mantewe terbagi dalam
13 desa yang mempunyai potensi kawasan karst yang tersebar di desa Sidomulyo,
Bulurejo, Mentewe, Sukadamai, Rejosari, Dukuhrejo dan Emil Baru.
No comments:
Post a Comment