Tahun
1620 –
1637, masa pemerintahan Ratu Agung dengan gelar Sultan Inayatullah (Raja V). 1634, VOC-Belanda mengirim 6 kapal dibawah pimpinan
Gijsbert van Londensteijn kemudian ditambah beberapa kapal di bawah pimpinan Antonie Scop dan Steven Batrentz. 29 November. 1635.
Selain orang Belanda di Banjarmasin datang juga orang-orang Inggris dan Demak
untuk berdagang. Pada tahun 1635 dibuat kontrak baru antara Belanda dan Banjar
yang ditanda tangani oleh Syahbandar kerajaan Banjar bernama Retnady Ratya dari
Gadja Babauw, seorang Gujarat.5
VOC- Belanda mendirikan
kantor dagang di Banjarmasin di bawah pimpinan Wollebrandt Gelenysen de Jonge.
Pada
tahun 1637 –
1642, masa pemerintahan Ratu Anom dengan gelar Sultan Saidulllah (Raja VI). Tahun 1638, seorang Asisten Belanda terbunuh di Benua
Anyar, pertempuran juga menewaskan 64 orang bangsa Belanda, selanjutnya 27
orang Martapura terbunuh, dibalas 40 orang Belanda tewas.6 Antara tahun 1642 – 1660 masa pemerintahan Pangeran
Ratu dengan gelar Sultan Rakyat Allah (Raja VII). 1650 - Di Banjarmasin
terdapat perwakilan dagang VOC. Pada akhir abad ke -16 kerajaan (kesultanan)
Banjar telah mempunyai daerah pengaruhnya yakni Sukadana, Kotawaringin dan
Lawe. Ketiga daerah ini telah
mengirim upeti secara
tetap kepada Banjarmasin.7
Pada masa pemerintahan Sultan Amarullah Bagus Kusuma
(1660 – 1663) komoditi perdagangan
lada yang semakin ramai di Banjarmasin sebagai barang dagangan utama
saat itu, juga hasil-hasil bumi lainnya diperdagangkan, walaupun kesultanan
Banjar di Kayu Tangi-Karang Intan telah terikat perjanjian damai kontrak dagang
dengan VOC-Belanda tahun 1660, namun kenyataannya diatas kertas saja, karena
perdagangan tetap berjalan seperti biasa lada tetap dijual pedagang Banjar
kepada orang-orang Makasar yang datang ke Banjarmasin. Selain orang
Makasar juga orang-orang Cina datang ke
Banjarmasin membeli hasil bumi disini.8
Pada masa Sultan Amarullah Bagus Kusuma (1660-1663) sebagai Sultan Banjar
VII Kesultanan Banjarmasin semakin kuat dalam perekonomiannya, diakhir tahun
1662 menurut Barra dalam M. Idwar Saleh (1959) ada 12 jung orang Melayu,
Inggris, Portugis dan lainnya mengangkut emas dan lada ke Makasar.9 Semasa Sultan Amarullah Bagus Kusuma inilah
menurut versi tertentu tentang salah satu wilayah di Bagian Tenggara yang
kemudian dikenal dengan Tanah Bumbu mulai muncul ke permukaan setelah adanya
anggapan cerita, bahwa tokoh-tokoh orang Dayak
meminta bantuan kepada Sultan untuk mengamankan wilayah Pamukan dari
gaangguan dan penyerbuan orang asing di negeri leluhur mereka. Saat itu
tentunya sudah dikenal tentang nama Pamukan dan Cengal (Cingal), Sampanahan,
Manunggul, Bangkalaan, Cantung, Batulicin dan Buntar Laut, tetapi belum dikenal
nama Tanah Bumbu, dimana di wilayah yang kurang diperhatikan keberadaannya,
namun versi ini harus dianalisis akan sumber kebenarannya pada bagian
selanjutnya.
No comments:
Post a Comment