Kesultanan Banjar
dan Kerajaan Tanah Bumbu
A. Keadaan Politik,
Perdagangan di Kesultanan Banjar Hingga Berdirinya Kerajaan Tanah Bumbu
Sebelum secara khusus membicarakan tentang kerajaan Tanah
Bumbu terlebih dahulu penting dilihat latar belakang keadaan politik dan
perdagangan di wilayah di Kalimantan
Selatan pada Abad ke- 16 dan 17, dimana telah berdiri sebuah kerajaan yang
bercorak Islam yang dikenal dengan Kesultanan Banjar, karena dari sinilah
nantinya juga terdapat riwayat pendirian Kerajaan Tanah Bumbu dengan kebijakan sultan
Banjar yang memperluas wilayah kekuasaannya di Kalimantan Selatan bagian
Tenggara.
Sejarah awal
kerajaan Banjar bermula dari tokoh Raden Samudera adalah cikal - bakal
penerus kerajaan Daha, Dia adalah cucu Maharaja Sukarama dari Negara Daha yang
mengamanati dirinya untuk jadi raja dikemudian hari, Raden Samudera harus melarikan diri dari kebencian dan
ancaman pembunuhan pamannya Pangeran Tumenggung raja terakhir dari dari Negara
Daha, dibantu Mangkubumi Arya Taranggana dan dibekali sebuah perahu, jala,
pakaian dan makanan Raden Samudera menyamar mendayung perahunya menuju hilir
sungai hingga ke Muara Bahan (Marabahan) terus ke arah hilir Sungai Baito
bersembunyi di daerah Balandean-Serapat.
Mengenai awal rencana pembentukan kerajaan baru dari
kepala kampung-kampung yang ada disekitar muara Barito untuk lepas dari dari
Kerajaan Negara Daha dengan peristiwa larinya Raden Samudera diilustrasikan A.
Gazali Usman (1989) antara lain :
“Ketika Raden Samudera melarikan diri dan
menyembunyikan diri di daerah Muara Barito. Dari Muara Bahan sebagai Bandar
utama Negara Daha, telah terdapat sejumlah kampung di daerah-daerah muara
seperti : Balandean, Sarapat, Muhur, Tamban, Kuwin, Balitung dan Banjarmasih.
Kampung Banjarmasih atau kampung Melayu merupakan kampung yang khusus, karena
dibentuk oleh lima buah sungai, yakni Sungai Pandai, Sungai Sigaling, Sungai
Keramat, Sungai Jagabaya dan Sungai Pangeran adalah anak Sungai Kuwin.
Kekhususan kedua dari
Banjarmasih ini merupakan kampung dari orang
Melayu yang pertama dari kampung atau ditengah-tengah kampung oloh Ngaju (orang
Ngaju) di daerah Barito Hilir. Marabahan atau Muara Bahan yang merupakan
kampung oloh Ngaju, didirikan oleh Datuk Bahendang Bulau, Ketua suku oloh Ngaju
yang turun dari Barito. Seperti yang disebut J.J. Ras yang telah mentranskrif
Hikayat Banjar, mengapa kampung orang Melayu itu disebut Banjarmasih ?, “Maka
bernama Banjarmasih karena nama orang besarnya itu nama Patih Masih itu”. Patih Masih mengadakan pertemuan dengan Patih
Balit, Patih Muhur, Patih Balitung, Patih Kuwin untuk mencari jalan agar jangan
terus – menerus menjadi desa. Mereka sepakat mencari Raden Samudera cucu Maharaja
Sukarama yang menurut sumber berita sedang bersembunyi di daerah Balandean,
Sarapat, karena Pangeran Tumenggung yang sekarang menjadi raja di Negara Daha
pamannya sendiri ingin membunuh Raden Samudera”. 1
Sekitar Tahun 1520, penobatan Raden Samudera
oleh Patih Masih, Patih Balit, Patih Muhur, Patih Balitung
dan Patih Kuwin sebagai raja di Muara Kuin dengan gelar Pangeran Samudera. Tanggal
6 September 1526, pertempuran antara Kerajaan Banjar
dipimpin Pangeran Samudera dengan Kerajaan Negara Daha dipimpin Pangeran Tumenggung di Sungai
Parit Besar, Pangeran Samudra dibantu
Kesultanan Demak. Tanggal 24
September 1526 adalah kemenangan Pangeran
Samudra dan pembentukan Kesultanan Banjar
tingkat awal, dengan memasukkan eks Kerajaan Nagara Daha dan
mengangkut penduduknya ke Banjarmasin dan menjadi rakyat kerajaan Banjar,
Pangeran Tumenggung diperkenankan memerintah di Batang Alai dengan membawa
1.000 penduduk.
Tanggal 24 September 1526/6 Zulhijjah 932 H, Pangeran Samudera
memeluk agama Islam, di Islamkan oleh Khatib Dayan dari Demak dengan gelar Sultan Suryanullah /Sultan Suriansyah. (1526 – 1545) menjadi Sultan Banjar Pertama
memerintah di daerah Banjar.
No comments:
Post a Comment