Tentang pertanyaan kapan Kerajaan Banjar
berdiri ? beberapa pakar sejarah Barat membuat interpretasi, misalnya J. Eisenberger
menyebutkan tahun berdirinya Banjarmasin tahun 1595, Dalam Encyclodaedie van Nederlands- India menyebutkan tahun 1520,
Colenbrander dalam bukunya “Koloniale-Geschiedenis”
juga menyebutkan 1520. J.J. Ras menegaskan, bahwa Banjarmasin sebagai keraton
ke-3 yang didirikan dengan bantuan Kerajaan Demak, terjadi sebelum abad ke-16.
Pendapat J. Eisenberger bahwa Banjarmasin didirikan tahun
1595, tidak dapat diterima, 2 karena historis tidak mendukung,
dengan alasan sebagai berikut : Telaahan Pertama;
Apabila kerajaan Islam Demak yang membantu berdirinya kerajaan Banjarmasih,
maka tak mungkin tahun berdirinya Banjarmasin 1595, tahun itu Kerajaan
Demak sudah tidak ada lagi.
H.J. De Graaf
dalam Daldjoeni (1984 : 116) menguraikan runtuhnya kerajaan Demak
mengutip isi Serat Kanda, yang artinya “Rusaknya negeri Demak itu setelah
Dipati meninggalkan kerajaan berlayar di lautan”. Ini terjadi pada tahun Jawa
1510 atau tahun Masehi 1588. 3 Telaahan Kedua; Menurut Sumber Belanda, bahwa Belanda menyerang Banjarmasin
dalam tahun 1612 dan membakar Banjarmasin, mengakibatkan pusat kerajaan
dipindah ke Kuliling Benteng, kemudian ke Batang Mangapan dan ke Batang banyu
hulu sungai Martapura. Penyerangan itu menurut Hikayat Banjar terjadi pada saat
pemerintahan Marhum Penambahan atau
Sultan Musta’in Billah (1595 – 1620)
sultan ke - 4 dari kerajaan Banjarmasin.
Memang
sejak kedatangan bangsa Barat di Nusantara atau zaman Kesultanan Banjar abad
ke-16, orang Portugis dan kongsi dagang Belanda V.O.C. telah mengenal para
pedagang Banjar, Kerajaan Banjar dan mencoba mendekati sultan-sultan Banjar,
misalnya Belanda V.O.C sudah mengenal Banjar sejak 1596, yang menarik Belanda
terhadap daerah Banjar adalah hasil ladanya, karena Kerajaan Banjar penghasil
lada dan dikumpulkan di Banjarmasin untuk diperdagangkan.Para pedagang pembeli lada baik orang Nusantara maupun
orang Barat. Terkait dengan berita pembakaran keraton Banjarmasin (Banjar lama
di keraton Kuin) 1612 diatas, boleh dilihat dengan kedatangan orang Belanda yang pertamakali 14
Februari 1606 dibawah Koopman Gilles
Michaelszoon yang ternyata kemudian terbunuh di Banjarmasin. Juga
kedatangan orang Belanda ke Sambas tahun 1610 juga terbunuh, berarti jika dalam
tahun 1612 Belanda V.O.C menembaki keraton lama di Kuin sangat rasional,
sebagai pembalasan terhadap kerajaan Banjar, Keraton Banjarmasih terbakar
sehingga keraton Sultan dan pusat pemerintahan berpindah ke daerah Kayu Tangi -
Karang Intan.
Sebelumnya antara tahun 1545-1570, masa pemerintahan
Sultan Rahmatullah (Raja II) yang berkdudukan di Banjarmasin. Tahun 1570-1695, masa pemerintahan Sultan
Hidayatullah (Raja III) di Banjarmasin. Antara tahun 1595-1620, masa pemerintahan
Marhum Panembahan dengan gelar Sultan Musta'inbillah (Raja IV) di
Banjarmasin
memang sudah mulai ramai perdagangan lada sebagai komoditi ekspor Kesultanan
Banjar. Kejadian pembunuhan utusan V.O.C. Belanda tersebut adalah pembalasan
orang Banjar dengan kejadian sebelumnya pada tahun 1596, VOC
Belanda merampas 2 perahu lada
dari Banjarmasin yang berdagang di Kesultanan Banten.
Hal ini juga ditegaskan Marwati Djoened, et.al
(1984), bahwa orang Belanda yang pertama kali datang di Banjarmasin pada tahun
1606 adalah Gilles Michielzoon yang ternyata kemudian terbunuh di Banjarmasin.
Juga orang Belanda yang datang ke Sambas pada tahun 1610 terbunuh. Alasan
pembunuhan terhadap mereka ialah karena kompeni mengirim 4 kapal untuk merusak
kota Banjarmasin. Untuk beberapa waktu lamanya Belanda tidak datang ke
Banjarmasin dan baru tahun 1626 mereka muncul kembali untuk mencari lada.4
Dalam
Tahun 1612, Belanda menembak hancur keraton dan Istana Sultan Banjar di Kuin, sehingga ibukota
kerajaan dipindahkan dari Banjarmasin ke Kayu Tangi (Martapura).
No comments:
Post a Comment