Masa Pra-Sejarah di Kalimantan Selatan dan Tanah Bumbu Part 1


            
Prasejarah, Zaman Kerajaan
Hindu-Budha
di Kalimantan Selatan
dan Tanah Bumbu


A.     Masa Pra-Sejarah di Kalimantan Selatan dan Tanah Bumbu
              Satu hal yang teramat sulit untuk mendeskripsikan keadaan masa pra-sejarah di wilayah yang sekarang dikenal dengan Kabupaten Tanah bumbu mengingat sedikit fakta-fakta tentang peninggalan masa pra-sejarah, termasuk keadaan pulau Kalimantan umumnya. Titik terang dengan Yupa di Kutai Kalimantan Timur  dengan tulisan Sanskerta menggunakan huruf Pallawa, barulah mengungkap adanya pengaruh Hinduisme India telah nyata masuk di Kalimantan, itupun berakhinya sekitar abad ke-4 sesudah Tarikh Masehi atau sebagai permulaan masa sejarah dengan ditandai hadirnya tulisan, maka masuklah masa sejarah.
          Garis besarnya ribuan tahun proses zaman es yang berlangsung mencair dan membeku (masa pleistocin atas, pleistocin tengah, pleistocin bawah) hingga keadaan es membeku dan menyambung dipaparan Sunda muncul kembali dan menjadi jembatan migrasi makhluk manusia dan binatang pada zaman glacial IV. Para pakar Indonesia maupun pakar asing telah lama melakukan penelitian hingga berlanjut sampai tahun 1960-an, tentang pembentukan pulau Jawa, keadaan flora dan faunanya, tentang perpindahan makhluk manusia prasejarah bermigrasi, terutama di pulau Jawa sudah banyak diketahui, tetapi di pulau Kalimantan, khususnya Kalimantan Selatan sedikit sekali yang diketahui.1

                 M. Idwar Saleh (1991) menyatakan, bahwa untuk memprediksi keadaan masa pra-sejarah di Kalimantan Selatan hanyalah dapat berbicara secara asumsi tentang Kalimantan. Misalnya beliau memaparkan beberapa asumsi, 2  diantaranya (1)  Selama empat kali zaman es dan timbulnya daratan paparan Sunda, Kalimantan Selatan dan Jawa menjadi satu daratan, maka tidak boleh tidak mengalami arus migrasi manusia dan hewan yang sama;
(2) Tergabungnya didaratan paparan Sunda ini sungai-sungai Barito, Tabalong, dan Bengawan Solo, dan lain – lainnya sebagai anak sungai besar yang bermuara di utara pulau Bali, mempunyai jenis ikan air tawar yang sama.
 (3) Sebagai bukti bahwa di zaman ini terdapat arus migrasi hewan, adalah dengan ditemukannya tulang belulang gajah yang hampir komplit di Tamban (Barito Kuala), terutama di kilometer 17 dan kilometer 20 Tamban ditemukan gajah yang sedang berdiri dan sedang terguling, sehingga kepalanya utuh dan gadingnya telah ditemukan kembali.  Menurut pemeriksaan para ahli di Jakarta, fosil-fosil gajah itu tadi dari gajah mastodon yang lebih kecil dari mamouth, sudah berumur sekitar 10.000 tahun yang lalu. Jadi gajah-gajah itu hidup pada zaman Glacial IV, waktu hutan di daerah Tamban masih lebat, binatang itu musnah ketika paparan Sunda kembali tenggelam.3
 (4) Tur Sutardjo di Awang Bangkal telah menemukan kapak perimbas atau chopper dari kwarsa, tahun 1958, sebelum itu, pada tahun 1939 alat-alat batu juga ditemukan oleh H. Kuper didaerah yang sama. Oleh Van Heikeren alat-alat itu digolongkannya  sebagai  unsur  budaya kapak berimbas. Di daerah Jawa Tengah kapak berimbas yang  ditemukan adalah alat yang pernah dipakai manusia purba pithecanthropus, sayangnya di Awang Bangkal hanya ditemukan kapaknya saja tetapi tidak ada fosil manusia purba.  Penduduk awal di Pulau Kalimantan tentunya masih menjadi perhatian yang cukup menarik untuk dipelajari, dari mana asal-usul orang Kalimantan tersebut ? Tentunya tidak pernah  lepas  dari  zaman Glacial IV, dimana lapisan es bisa menghubungkan daratan dan migrasi manusia purba berpindah dari satu tempat ketempat lain seiring dengan binatang buruan bergerak, karena sumber makanan yang harus dicari untuk mempertahankan hidup.4 Migrasi manusia terjadi di zaman Glacial IV terutama di asia Tenggara, sehingga memungkinkan sebahagian manusia menetap di Pulau Kalimantan. 
                Ales Bebler 5  dalam bukunya “Pantulan Zaman Bahari Indonesia” (1963) seorang Duta Besar Yugoslavia untuk Republik Indonesia mencoba mengupas Sejarah Indonesia, beliau memberikan ilustrasi, bahwa  Yunan yang disangka sebagai tempat asal penduduk Nusantara malah merupakan tempat dengan dataran tinggi yang rata-rata 3000 kaki  diatas  permukaan  laut,  tertutup  oleh rumput-rumput semak belukar, terbelah oleh jurang yang dalam, oleh karena itu sedikit sekali makanan untuk para pengumpul buah-buahan, binatang berkaki empat dan para pemburunya. Disini manusia yang yang berjalan tegak mengunakan tangan membuat alat dan mencoba menetap, beternak, mengolah tanah.
Penduduk Yunan bertambah, sehingga tidak memungkinkan lagi memenuhi kebutuhan makanan dan bertahan hidup, untuk itulah mereka mengembara, salah satu kelompoknya menuju selatan ke Nusantara. Waktu perpindahan orang Yunan ke Nusantara ini oleh Ales Bebler dinamakan dengan proto-melayu atau melayu tua yang pindah secara  besar - besaran dari Yunan diperkirakan terjadi sekitar tahun 2500 SM.  Hipotesisnya bangsa proto-melayu dengan nenek moyang  inilah melahirkan orang Batak di Sumatera,  orang Dayak di Kalimantan dan orang Toraja di Sulawesi dan penduduk di Nusatenggara (Orang Sasak). 

No comments:

Post a Comment

Remedial Matematika Wajib Kelas x dan Matematika Peminatan Kelas XI

Untuk Kelas X (Berkelompok Max 4 Orang) *Buat Video Durasi Minimal 5 Menit berisi Nyanyian/Yel-yel Tentang Rumus Trigonometri: #A...